MAKALAH
STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
Tentang
oleh :
NAMA : ASHARI ROMANSAH
NPM :
09220028
Dosen
Pengampu : KHAIRUL WAZNI M.Pd
JURUSAN MIPA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP HAMZANWADI SELONG
2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah S.W.T yang telah memberikan karunia-Nya
sehingga,penulis dapat menyusun makalah yang berjudul” kata kerja operasional, perbedaan
pendekatan, strategi, metode, model, dan teknik pembelajaran”dengan
baik.
Penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Strategi Belajar
Mengajar Biologi yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan
makalah ini.Sehingga, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik..Dengan demikian
penulis berharap agar makalah ini dapat menambah khasanah pengetahuan baik bagi
kelompok kami maupun bagi para pembaca dalam memahami materi Strategi Belajar
Mengajar Biologi dalam sub materi metode dan pendekatan dalam pembelajaran
biologi sehingga,baik penulis maupun pembaca lainnya yang akan menjadi calon
pendidik dapat mengetahui,memahami,dan mengaplikasikan dengan baik dan benar
metode dan pendekatan yang sesuai dalam pembelajaran Biologi.Diharapkan
agar dapat menjadi pendidik yang handal dan kompenten di bidang
Biologi,sehingga tujuan pendidikan nasional dapat tercapai dengan baik.
Makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun,untuk kesempurnaan makalah di masa yang akan
datang.Semoga makalah ini dapat menambah khasanah pengetahuan bagi para
pembaca.
Pancor, 20 juni 2013
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA
PENGANTAR..................................................................................................................... i
DAFTAR
ISI................................................................................................................................... ii
BAB
I : PENDAHULUAN.......................................................................................................... iii
1. Latar Belakang................................................................................................................. iii
2. Rumusan Masalah............................................................................................................
v
3. Tujuan............................................................................................................................... v
BAB
II : PEMBAHASAN............................................................................................................. 1
1.
Kata Kerja Oprasional..................................................................................................... 1
a.
Ranah Afektif........................................................................................................... 3
b.
Ranah Koognitif........................................................................................................ 4
c.
Ranah Psikomotor..................................................................................................... 6
a.
Pendekatan Pembelajaran.......................................................................................... 7
b.
Strategi...................................................................................................................... 8
c.
Metode...................................................................................................................... 9
d.
Tekhnik.................................................................................................................... 11
e. Model...................................................................................................................... 12
BAB
II : PENUTUP..................................................................................................................... 14
Kesimpulan.................................................................................................................... 14
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pelaksanaan pembelajaran yang aktif ,inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan (PAIKEM) baik yang akan dilaksanakan di dalam maupun di luar kelas
diperlukan persiapan yang matang oleh pendidik semua mata pelajaran.Persiapan
yang dimaksud adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan skenario
dalam pembelajaran.Dalam penyusunan RPP seorang pendidik perlu memperhatikan
pendekatan dan metode jenis apa yang akan dipilih dan dipakai dalam Proses
Belajar Mengajar (PBM). Pemilihan suatu pendekatan dan metode tentu harus
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan sifat materi yang akan menjadi pembelajaran.Pada
hakikatnya tidak pernah terjadi satu materi pelajaran disajikan dengan
menggunakan hanya satu metode.Pembelajaran dengan menggunakan banyak metode
akan menunjang pencapaian tujuan pembelajaran yang lebih
bermakna(Rustaman,2003:107).Hal ini dilakukan agar tujuan pembelajaran yang
telah disusun dapat tercapai dengan baik.
Berbicara tentang pembelajaran Biologi,yang objek belajarnya adalah
makhluk hidup dan interaksi dengan lingkungannya.Agar PBM Biologi dapat
terlaksana dengan baik,maka seorang pendidik harus mengetahui dan mempersiapkan
strategi yang akan dipakai saat PBM berlangsung.Seorang pendidik mata pelajaran
Biologi harus dapat memberikan pengalaman belajar yang baik dan bermakna bagi
peserta didiknya untuk tiap sub pokok bahasan materi Biologi yang akan
diajarkan.Sehingga pelajaran Biologi yang selama ini umumnya dikenal dengan
“pelajaran yang membosankan dan pelajaran Biologi tidak beda dengan pelajaran
sejarah”,dapat diubah paradigma peserta didik yang demikian menjadi belajar
biologi merupakan belajar tentang makhluk hidup dan fenomenanya yang perlu
dikaji dan dipelajari dengan menyenangkan dan bermakna. Hal ini menjadi tugas
utama dan mulia bagi pendidik Biologi untuk membuat inovasi dalam pembelajaran
Biologi dengan memperhatikan metode dan pendekatan yang akan dipilih dan
digunakan setiap akan melaksanakan PBM. Karena ilmu tentang makhluk hidup telah
terdapat di alam sekitar kita dan manusia tinggal mempelajarinya.
2.
RUMUSAN
MASALAH
1. Kata
kerja apa saja yang di pakai guru saat mengajar di sekolah?
2. Bagaimana
metode mengajar guru?
3. Model
apakah yang sering dipakai sewaktu mengajar?
4. Bagaimana
strategi guru dalam mengajar di kelas?
3.
TUJUAN
1. Untuk
mengetahui Kata kerja apa saja yang di pakai guru saat mengajar di sekolah
2. Bagaimana
metode mengajar guru
3. Model
apakah yang sering dipakai sewaktu mengajar
4. Bagaimana
strategi guru dalam mengajar di kelas
BAB II
PEMBAHASAN
A. KATA KERJA OPERASIONAL
"Kata Kerja Operasional Taxonomy bloom untuk mengembangkan indikator
silabus dan rpp guru digunakan dalam menentukan aspek psikologis perkembangan
pengetahuan anak."
Kata
Kerja Operasional Taxonomy bloom untuk mengembangkan indikator silabus dan
rpp anda. Photo : ilustrasi
|
Kata
Kerja Operasional untuk pengembangan Indikator Silabus dan RPP berdasarkan taksonomi Bloom dibagi dalam beberapa pencapaian kompetensi dasar, KD yang
ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan
karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah
dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat
diobservasi.
Taksonomi
Bloom pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini,
tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap
domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan
hirarkinya.
Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu
- Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
- Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
- Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan
ü Tuntutan kompetensi yang dapat
dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam Kompetensi Dasar;
ü Karakteristik mata pelajaran,
peserta didik, dan sekolah;
ü Potensi dan kebutuhan peserta didik,
masyarakat, dan lingkungan/ daerah.
Daftar kata kerja operasional dengan tiga ranah yang biasa
dipergunakan untuk menyusun indikator.
A. Ranah Kognitif
Indikator kognitif proses merupakan perilaku (behavior) Peserta didik yang diharapkan
muncul setelah melakukan serangkaian kegiatan untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan. Perilaku ini sejalan dengan keterampilan proses sains, tetapi yang
karakteristiknya untuk mengembangkan kemampuan berfikir Peserta didik. Indikator
kognitif produk berkaitan dengan perilaku Peserta didik yang diharapkan
tumbuh untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Indikator kognitif
produk disusun dengan menggunakan kata kerja operasional (terlampir) aspek
kognitif. Obyek dari indicator adalah produk IPA misalnya konsep, hukum, kaidah
dll.
- Pengetahuan (C1) : Mengutip, Menyebutkan, Menjelaskan, Menggambar, Membilang, Mengidentifikasi, Mendaftar, Menunjukkan, Memberi label, Memberi indeks, Memasangkan, Menamai, Menandai, Membaca, Menyadari, Menghafal, Meniru, Mencatat, Mengulang, Mereproduksi, Meninjau, Memilih, Menyatakan, Mempelajari, Mentabulasi, Memberi kode, Menelusuri, Menulis
- Pemahaman (C2) : Memperkirakan, Menjelaskan, Mengkategorikan, Mencirikan, Merinci, Mengasosiasikan, Membandingkan, Menghitung, Mengkontraskan, Mengubah, Mempertahankan, Menguraikan, Menjalin, Membedakan, Mendiskusikan, Menggali, Mencontohkan, Menerangkan, Mengemukakan, Mempolakan, Memperluas, Menyimpulkan, Meramalkan, Merangkum, Menjabarkan
- Penerapan (C3) : Menugaskan, Mengurutkan, Menerapkan, Menyesuaikan, Mengkalkulasi, Memodifikasi, Mengklasifikasi, Menghitung, Membangun , Membiasakan, Mencegah, Menentukan, Menggambarkan, Menggunakan, Menilai, Melatih, Menggali, Mengemukakan, Mengadaptasi, Menyelidiki, Mengoperasikan, Mempersoalkan, Mengkonsepkan, Melaksanakan, Meramalkan, Memproduksi, Memproses, Mengaitkan, Menyusun, Mensimulasikan, Memecahkan, Melakukan, Mentabulasi, Memproses, Meramalkan
- Analisis (C4) : Menganalisis, Mengaudit, Memecahkan, Menegaskan, Mendeteksi, Mendiagnosis, Menyeleksi, Merinci, Menominasikan, Mendiagramkan, Megkorelasikan, Merasionalkan, Menguji, Mencerahkan, Menjelajah, Membagankan, Menyimpulkan, Menemukan, Menelaah, Memaksimalkan, Memerintahkan, Mengedit, Mengaitkan, Memilih, Mengukur, Melatih, Mentransfer
- Sintesis (C5) : Â Mengabstraksi, Mengatur, Menganimasi, Mengumpulkan, Mengkategorikan, Mengkode, Mengombinasikan, Menyusun, Mengarang, Membangun, Menanggulangi, Menghubungkan, Menciptakan, Mengkreasikan, Mengoreksi, Merancang, Merencanakan, Mendikte, Meningkatkan, Memperjelas, Memfasilitasi, Membentuk, Merumuskan, Menggeneralisasi, Menggabungkan, Memadukan, Membatas, Mereparasi, Menampilkan, Menyiapkan Memproduksi, Merangkum, Merekonstruksi
- Penerapan (C6) : Membandingkan, Menyimpulkan, Menilai, Mengarahkan, Mengkritik, Menimbang, Memutuskan, Memisahkan, Memprediksi, Memperjelas, Menugaskan, Menafsirkan, Mempertahankan, Memerinci, Mengukur, Merangkum, Membuktikan, Memvalidasi, Mengetes, Mendukung, Memilih, Memproyeksikan
B. Ranah Afektif
Indikator afektif merupakan sikap yang diharapkan saat dan setelah Peserta
didik melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran IPA,
indicator afektif berkaitan dengan salah satu hakekat IPA yaitu sikap ilmiah.
Oleh karena itu, indicator afektif disusun dengan menggunakan kata kerja
operasional dengan objek sikap ilmiah. Beberapa contoh sikap ilmiah adalah:
berlaku jujur, peduli, tanggungjawab dll. Selain itu, indicator Afektif juga
perlu memunculkan keterampilan social misalnya: bertanya, menyumbang ide atau
berpendapat, menjadi pendengar yang baik, berkomunikasi dll.
- Menerima : Memilih, Mempertanyakan, Mengikuti, Memberi, Menganut, Mematuhi, Meminati
- Menanggapi : Menjawab, Membantu, Mengajukan, Mengompromika, Menyenangi, Menyambut, Mendukung, Menyetujui, Menampilkan, Melaporkan, Memilih, Mengatakan, Memilah, Menolak
- Menilai : Mengasumsikan, Meyakini, Melengkapi, Meyakinkan, Memperjelas, Memprakarsai, Mengimani, Mengundang, Menggabungkan, Mengusulkan, Menekankan, Menyumbang
- Mengelola : Menganut, Mengubah, Menata, Mengklasifikasikan, Mengombinasikan, Mempertahankan, Membangun, Membentuk pendapat, Memadukan, Mengelola, Menegosiasi, Merembuk
- Menghayati : Mengubah perilaku, Berakhlak mulia, Mempengaruhi, Mendengarkan, Mengkualifikasi, Melayani, Menunjukkan, Membuktikan, Memecahkan
C. Ranah Psikomotor
Indikator psikomotorik merupakan perilaku (behavior) Peserta
didik yang diharapkan tampak setelah Peserta didik mengikuti pembelajaran untuk
mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Selama proses pembelajaran IPA,
diperlukan kegiatan yang berkaitan dengan percobaan, penemuan atau pembuktian
konsep. Kegiatan ini melibatkan aktivitas fisik, misalnya merangkai, mengukur,
membuat, dll.
- Menirukan (P1): Mengaktifkan, Menyesuaikan, Menggabungkan, Melamar, Mengatur, Mengumpulkan, Menimbang, Memperkecil, Membangun, Mengubah, Membersihkan, Memposisikan, Mengonstruksi
- Memanipulasi (P2): Mengoreksi, Mendemonstrasikan, Merancang, Memilah, Melatih, Memperbaiki, Mengidentifikasikan, Mengisi, Menempatkan, Membuat, Memanipulasi, Mereparasi, Mencampur
- Pengalamiahan (P3): Mengalihkan, Menggantikan, Memutar, Mengirim, Memindahkan, Mendorong, Menarik, Memproduksi, Mencampur, Mengoperasikan, Mengemas, Membungkus
- Artikulasi (P4): Mengalihkan, Mempertajam, Membentuk, Memadankan, Menggunakan, Memulai, Menyetir, Menjeniskan, Menempel, Menseketsa, Melonggarkan, Menimbang
Contoh penggunaan Kata Kerja Operasional dalam pengembangan
silabus RPP
Dalam
menyusun indikator, yang perlu bapak ibu petakan adalah konsep berpikir Peserta
didik dari yang mudah ke sukar, teori ke praktik, dan seterusnya. Yang
terpenting adalah Bapak ibu dalam menyusun kata kerja operasional harus runut
dan berjenjang seperti contoh yang saya sebutkan diatas.
Berikut adalah contoh indikator dalam pengembangan RPP
BESARAN dan SATUAN
Kelas : X
Waktu : 45 menit
Model Pembelajaran : CTL
Metode : Eksperimen
Standar kompetensi:
Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya
Kompetensi dasar:
Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu).
Indikator:
- Peserta didik membandingkan pengukuran massa dengan indera dan neraca
- Peserta didik mensimulasikan cara mengukur massa suatu benda.
- Peserta didik menemukan konsep massa.
- Peserta didik menghitung massa jenis suatu benda.
Alat dari kit guru:
- Kit neraca
- Bola dan balok
- Botol air
1. PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Dalam
mengajar guru harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana,
bukan sembarangan yang bisa merugikan anak didik. Pandangan guru terhadap anak
didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap guru tidak selalu mempunyai
pandangan yang sama dalam menilai anak didik. Hal ini akan mempengaruhi
pendekatan yang guru ambil dalam pengajaran. Pendekatan pembelajaran dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan,
dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari
pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student
centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau
berpusat pada guru (teacher centered approach).
Pendekatan dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi
pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau
pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi
pembelajaran induktif (Sanjaya, 2008:127).
2. STRATEGI PEMBELAJARAN
Dari
pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam
strategi pembelajaran. Strategi dalam kegiatan pembelajaran dapat diartikan
dalam pengertian secara sempit dan pengertian secara luas. Dalam pengertian
sempit bahwa istilah strategi itu sama dengan pengertian metode yaitu sama-sama
merupakan cara dalam rangka pencapaian tujuan. Dalam pengertian luas
sebagaimana dikemukakan Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003)
mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:
a. Mengidentifikasi dan menetapkan
spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus
dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang
memerlukannya.
b. Mempertimbangkan dan memilih jalan
pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
c. Mempertimbangkan dan menetapkan
langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan
sasaran.
d. Mempertimbangkan dan menetapkan
tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai
taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks
pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
a. Menetapkan spesifikasi dan
kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi
peserta didik.
b. Mempertimbangkan dan memilih sistem
pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.
c. Mempertimbangkan dan menetapkan
langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.
d. Menetapkan norma-norma dan batas
minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.
Sementara
itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah
suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan
mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam
strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi
pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan
diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.
Dilihat
dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula,
yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual
learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian
dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi
pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.
3. METODE PEMBELAJARAN
Metode
merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih dalam
mencapai tujuan belajar, sehingga bagi sumber belajar dalam menggunakan suatu
metode pembelajaran harus disesuaikan dengan jenis strategi yang digunakan.
Ketepatan penggunaan suatu metode akan menunjukkan fungsionalnya strategi dalam
kegiatan pembelajaran. Istilah metode dapat digunakan dalam berbagai bidang
kehidupan, sebab secara umum menurut kamus Purwadarminta (1976), metode adalah
cara yang telah teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan. Metode berasal dari kata method (Inggris), artinya melalui,
melewati, jalan atau cara untuk memeroleh sesuatu.
Berdasarkan pengertian tersebut di
atas jelas bahwa pengertian Metode pada prinsipnya sama yaitu merupakan
suatu cara dalam rangka pencapaian tujuan, dalam hal ini dapat menyangkut dalam
kehidupan ekonomi, sosial, politik, maupun keagamaan. Unsur–unsur metode dapat
mencakup prosedur, sistimatik, logis, terencana dan aktivitas untuk mencapai
tujuan. Adapun metode dalam pembahasan ini yaitu metode yang digunakan dalam
proses pembelajaran. Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang
sistimatik dan disengaja untuk menciptakan kondisi-kondisi agar kegiatan pembelajaran
dapat berjalan secara efektif dan efisien. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut
tidak dapat lepas dari interaksi antara sumber belajar dengan warga belajar,
sehingga untuk melaksanakan interaksi tersebut diperlukan berbagai cara dalam
pelaksanaannya. Interaksi dalam pembelajaran tersebut dapat diciptakan
interaksi satu arah, dua arah atau banyak arah. Untuk masing-masing jenis
interaksi tersebut maka jelas diperlukan berbagai metode yang tepat sehingga
tujuan akhir dari pembelajaran tersebut dapat tercapai. Metode dalam
pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk
menyampaikan materi saja, sebab
sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran mempunyai tugas cakupan yang luas
yaitu disamping sebagai penyampai informasi juga mempunyai tugas untuk mengelola
kegiatan pembelajaran sehingga warga belajar dapat belajar untuk mencapai
tujuan belajar secara tepat. Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai
cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut maka
kedudukan metode dalam pembelajaran mempunyai ruang lingkup sebagai cara dalam:
a. Pemberian dorongan, yaitu cara yang
digunakan sumber belajar dalam rangka memberikan dorongan kepada warga belajar
untuk terus mau belajar.
b. Pengungkap tumbuhnya minat belajar,
yaitu cara dalam menumbuhkan rangsangan untuk tumbuhnya minat belajar warga
belajar yang didasarkan pada kebutuhannya.
c. Penyampaian bahan belajar, yaitu
cara yang digunakan sumber belajar dalam menyampaikan bahan dalam kegiatan
pembelajaran
d. Pencipta iklim belajar yang
kondusif, yaitu cara untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi
warga abelajar untuk belajar
e. Tenaga untuk melahirkan kreativitas,
yaitu cara untuk menumbuhkan kreativitas warga belajar sesuai dengan potensi
yang dimilikinya
f. Pendorong untuk penilaian diri dalam
proses dan hasil belajar, yaitu cara untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran
g. Pendorong dalam melengkapi kelemahan
hasil belajar, cara untuk untuk mencari pemecahan masalah yang dihadapi dalam
kegiatan pembelajaran Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk
mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu.
Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan
of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in
achieving something” (Wina Senjaya (2008). Jadi, metode pembelajaran
dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1)
ceramah; (2)
demonstrasi; (3) diskusi; (4)
simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8)
debat, (9) simposium, dan sebagainya.
4. TEKNIK PEMBELAJARAN
Selanjutnya
metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan
demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan
seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan,
penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak
membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan
penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian
pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda
pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong
pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam
koridor metode yang sama.
5. MODEL PEMBELAJARAN
Model
pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran. Model pembelajaran adalah bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas
oleh guru di kelas. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian
kompetensi siswa dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Namun ada
juga yang menjelaskan bahwa ada 65 model pembelajaran PAIKEM. Dan itu tidak dapat
kita jelaskan satu persatu di sini, sebab pembahasan dalam tulisan ini tidak
lah mengkhususkan untuk membahas model pembelajaran tersebut.
Contoh
: model yang digunakan guru PAIKEM, Pendekatan pembelajaran yang telah
ditetapkan pemerintah adalah pendekatan pembelajaran yang terfokus pada siswa,
dimana strategi pembelajaran siswa aktif, bisa mengungkapan gagasan,
penemuan-penemuan
Jika strategi pembelajaran lebih
berkenaan dengan pola umum dan prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan
desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-cara merencanakan suatu sistem
lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu.
Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang
berbagai kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo,
rumah gadang, rumah modern, dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan
kesan dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak
biru (blue print) rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang diperlukan
dan urutan-urutan langkah konstruksinya, maupun kriteria penyelesaiannya, mulai
dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang
akan dibangun.
Berdasarkan
uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional,
seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai
dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan
menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.
Mencermati
upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para guru
atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model
pembelajaran, yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian (penelitian
akademik maupun penelitian tindakan) sangat sulit menermukan sumber-sumber
literarturnya. Namun, jika para guru (calon guru) telah dapat memahami konsep
atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses (beserta konsep dan
teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru
pun dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model pembelajaran
tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja
masing-masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran
versi guru yang bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model
pembelajaran yang telah ada.
|
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
daftar
kata kerja operasional dengan tiga ranah yang biasa dipergunakan untuk menyusun
indicator :
A. Ranah Kognitif
A. Ranah Kognitif
Indikator kognitif proses merupakan perilaku (behavior)
Peserta didik yang diharapkan muncul setelah melakukan serangkaian kegiatan
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Perilaku ini sejalan dengan
keterampilan proses sains, tetapi yang karakteristiknya untuk mengembangkan
kemampuan berfikir Peserta didik. Indikator kognitif produk berkaitan
dengan perilaku Peserta didik yang diharapkan tumbuh untuk mencapai kompetensi
yang telah ditetapkan. Indikator kognitif produk disusun dengan menggunakan
kata kerja operasional (terlampir) aspek kognitif. Obyek dari indicator adalah
produk IPA misalnya konsep, hukum, kaidah dll.
B.
Ranah Afektif
Indikator afektif merupakan sikap yang diharapkan saat dan setelah Peserta
didik melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran IPA,
indicator afektif berkaitan dengan salah satu hakekat IPA yaitu sikap ilmiah.
Oleh karena itu, indicator afektif disusun dengan menggunakan kata kerja
operasional dengan objek sikap ilmiah. Beberapa contoh sikap ilmiah adalah:
berlaku jujur, peduli, tanggungjawab dll. Selain itu, indicator Afektif juga
perlu memunculkan keterampilan social misalnya: bertanya, menyumbang ide atau
berpendapat, menjadi pendengar yang baik, berkomunikasi dll.
C.
Ranah Psikomotor
Indikator psikomotorik merupakan perilaku (behavior) Peserta
didik yang diharapkan tampak setelah Peserta didik mengikuti pembelajaran untuk
mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Selama proses pembelajaran IPA,
diperlukan kegiatan yang berkaitan dengan percobaan, penemuan atau pembuktian
konsep. Kegiatan ini melibatkan aktivitas fisik, misalnya merangkai, mengukur,
membuat, dll.
1. PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Dalam mengajar guru harus pandai menggunakan pendekatan
secara arif dan bijaksana, bukan sembarangan yang bisa merugikan anak didik.
Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap
guru tidak selalu mempunyai pandangan yang sama dalam menilai anak didik. Hal
ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam pengajaran.
2. STRATEGI PEMBELAJARAN
Dari pendekatan pembelajaran yang
telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran.
Strategi dalam kegiatan pembelajaran dapat diartikan dalam pengertian secara
sempit dan pengertian secara luas. Dalam pengertian sempit bahwa istilah
strategi itu sama dengan pengertian metode yaitu sama-sama merupakan cara dalam
rangka pencapaian tujuan.
3. METODE PEMBELAJARAN
Metode merupakan langkah operasional
dari strategi pembelajaran yang dipilih dalam mencapai tujuan belajar, sehingga
bagi sumber belajar dalam menggunakan suatu metode pembelajaran harus
disesuaikan dengan jenis strategi yang digunakan. Ketepatan penggunaan suatu
metode akan menunjukkan fungsionalnya strategi dalam kegiatan pembelajaran.
4.
TEKNIK
PEMBELAJARAN
Selanjutnya metode pembelajaran
dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik
pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
5.
MODEL
PEMBELAJARAN
Model pembelajaran pada dasarnya
merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan
bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
http://ahaddinarhamda.blogspot.com/2013/03/perbedaan-pendekatan-strategi-metode.html
Prawiradilaga,
Dewi Salma. 2008. Perinsip Dissain
Pembelajaran. Jakarta:Univefsitas Negeri Jakarta
Pribadi,
Benny A. 2010. Model Desain Sistem
Pembelajaran. Dian Rakyat:Jakarta.
Suyono dan
haariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung:Remaja Rosdakarya.
Taufik.
2010. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta:Inti Prima.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar