Rabu, 07 November 2012

Makalah Fisiologi Hewan “Sistem Eksresi Pada Hewan”



Makalah
Fisiologi Hewan
Sistem Eksresi Pada Hewan 







Oleh kelompok : VII
Bq. Hajar  Ayu Ardianti
Fitria Rahmatul Afifah
Wawan Heri
Yusen Yusup
Harjoni
Ashari Romansah

Dosen Pengampu
H. Akhmad Umarul Faruq, M.pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) HAMZANWADI SELONG
2012

KATA PENGANTAR



Alhamdulilahi Rabbil Alamin, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan kita beribu-ribu kenikmatan sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan/penyusunan makalah ini.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada sang mahkota alam Nabi Muhammad SAW. Karena dengan perjuangan beliaulah kita bisa mengetahui betapa pentingnya ilmu pengetahuan sebagai bekal kita hidup di dunia dalam mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Saya  menyadari bahwa di dalam makalah ini banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu saya sangat mengharapkan kepada para pembaca untuk menyampaikan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kebaikan dan kesempurnaan makalah selanjutnya.
Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pengampu yang telah memberikan kami tugas dan juga kepada semua teman-teman yang telah membantu saya sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Pancor………..2012
Penyusun


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR.........................................................................................      i
DAFTAR ISI.......................................................................................................     ii
BAB I          PENDAHULUAN............................................................................     1
A.      Latar Belakang.........................................................................     1
B.      Rumusan Masalah....................................................................     2
C.      Tujuan.......................................................................................     2

BAB II        PEMBAHASAN..............................................................................     3
A.      Pengertian sistem eksresi.........................................................     3
B.      Sistem Eksresi Pada Hewan Invertebrata...............................     5
C.      Sistem Eksresi Pada Hewan Avertebrata................................     7
BAB III       PENUTUP.......................................................................................   10
A.      Kesimpulan...............................................................................   10
B.      Saran ........................................................................................   10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................   11

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat, selain itu ekskresi juga dapat diartikan sebagai proses pembuangan sisa metabolisme dan benda tidak berguna lainnya. Ekskresi merupakan proses yang ada pada semua bentuk kehidupan. Pada organisme bersel satu, produk buangan dikeluarkan secara langsung melalui permukaan sel. Sisa metabolisme yang mengandung nitrogen ialah amonia (NH3), urea dan asam urat. Bahan tersebut berasal dari hasil perombakan protein, purin, dan pirimidin.
Amonia dihasilkan dari proses deaminiasi asam amino. Amonia merupakan bahan yan sangat racun dan merusak sel. Hewan- hewan yang mengekskresikan amonia disebut amonotelik.
Bagi hewan yang hidup di darat amonia menjadi masalah untuk kelangsungan hidupnya jika di timbun dalam tubuhnya. Karena itu pada hewan yang hidup di darat amonia segera di rubah di dalam hati menjadi persenyawaan yang kurang berbahaya bagi tubuhnya yaitu dalam bentuk urea dan asam urat.
Kebanyakan mamalia, amphibi dan ikan mengekskresikan urea dan hewan-hewan tersebut dapat disebut ureotelik. Urea mudah larut dalam air dan diekskresikan dalam cairan yang disebut urine. Pada burung, reptil, keong darat, dan serangga asam urat yang diekskresikan berbentuk padat bersama kotoran.
Air dalam urine pada hewan-hewaan tersebut diabsorbsi oleh tubuh untuk penghematan. Meskipun cara hidup dan habitat mempunyai oeran penting pada ekskresi sisa metabolisme yang mengandung nitrogen.
Organisme multiselular memiliki proses ekskresi yang lebih kompleks. Alat ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya berupa ginjal, paru-paru, kulit, dan hati, sedangkan alat pengeluaran pada hewan invertebrata berupa nefridium, sel api, atau buluh Malphigi.

B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Apa pengertian dari system eksresi?

2.      Bagaimana proses system eksresi pada hewan invertebrate dan hewan vertebrate?

C.    TUJUAN

Untuk mengetahui arti dari system eksresi  dan Bagaimana proses system eksresi pada hewan invertebrate dan hewan vertebrate.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

Sistem Ekskresi pada Hewan Invertebrata dan Vertebrata

A.      Pengertian Sistem Ekskresi

Sistem Ekskresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme yang sudah terakumulasi dalam tubuh agar kesetimbangan tubuh tetap terjaga. Sistem ekskresi merupakan hal yang pokok dalam homeostasis karena sistem ekskresi tersebut membuang limbah metabolisme dan merespon terhadap ketidakseimbangan cairan tubuh dengan cara mengekskresikan ion-ion tertentu sesuai kebutuhan. Sebagian besar sistem ekskresi menghasilkan urin dengan cara menyaring filtrat yang diperoleh dari cairan tubuh. Sistem ekskresi sangat beraneka ragam, tetapi semuanya mempunyai kemiripan fungsional.
Secara umum, sistem ekskresi menghasilkan urin melalui dua proses utama yaitu filtrasi cairan tubuh dan penyulingan larutan cair yang dihasilkan dari filtrasi itu. Sistem ekskresi pada hewan invertebrata sangat berbeda dengan sistem ekskresi pada hewan vertebrata. Tetapi walaupun berbeda secara fungsional tetap mengeluarkan urin dari filtrat zat-zat terlarut didalam tubuh yang tidak terpakai lagi, melalui anus ataupun kloaka dan rectum.
Sistem ekskresi membantu memelihara homeostasis dengan tiga cara, yaitu melakukan osmoregulasi, mengeluarkan sisa metabolisme, dan mengatur konsentrasi sebagian besar penyusun cairan tubuh. Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks.
Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme antara lain, CO2, H20, NHS, zat warna empedu, dan asam urat. Karbon dioksida dan air merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan yang berasal dari karbohidrat, lemak dan protein. Kedua senyawa tersebut tidak berbahaya bila kadarnya tidak berlebihan. Walaupun CO2 berupa zat sisa namun sebagian masih dapat dipakai sebagai dapar (penjaga kestabilan PH) dalam darah.
 Demikian juga H2O dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, misalnya sebagai pelarut. Amonia (NH3), hasil pembongkaran/pemecahan protein, merupakan zat yang beracun bagi sel.
Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh. Namun demikian, jika untuk sementara disimpan dalam tubuh zat tersebut akan dirombak menjadi zat yang kurang beracun, yaitu dalam bentuk urea. Zat warna empedu adalah sisa hasil perombakan sel darah merah yang dilaksanakan oleh hati dan disimpan pada kantong empedu.
Zat inilah yang akan dioksidasi jadi urobilinogen yang berguna memberi warna pada tinja dan urin. Asam urat merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen (sama dengan amonia) dan mempunyai daya racun lebih rendah dibandingkan amonia, karena daya larutnya di dalam air rendah. Tugas pokok alat ekskresi ialah membuang sisa metabolisme tersebut di atas walaupun alat pengeluarannya berbeda-beda.
Beberapa istilah yang erat kaitannya dengan ekskresi :
a)       Defekasi : yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makana yang disebut feses. Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di dalam jaringan. Zat yang dikeluarkan meliputi zat yang tidakl diserap usus sel epitel, usus yang rusak dan mikroba usus.
b)      Ekskresi : yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna lagi bagi tubuh.
c)      Sekresi : yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya mengandun genzim.
d)     Eliminasi : yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga yang kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus).

B.      Sistem Ekskresi pada Hewan Invertebrata

Invertebrata belum memiliki ginjal yang berstruktur sempurna seperti pada vertebrata. Pada umumnya invertebrata memiliki sistem ekskresi yang sangat sederhana, dan sistem ini berbeda antara invertebrata satu dengan invertebrata lain nya. Alat ekskresi pada invertebrata secara umum berupa saluran malphigi, nefridium, dan sel api. Nefridium adalah tipe  yang umumnya dari struktur ekskresi khusus pada invertebrata. Berikut sistem eksresi pada hewan invertebrata, yaitu :
1.      a1Sistem Ekskresi pada Cacing Pipih

Proses pengeluaran zat sisa pada cacing pipih, dilakukan melalui pembuluh bercabang-cabang yang memanjang pada bagian samping kiri dan kanan disepanjang tubuhnya. Setiap cabang berakhir pada sel-sel api (solenosit) yang di lengkapi dengan silia (bulu getar) dan beberapa flagella yang gerakannya seperti gerakan api lilin. Saluran ini disebut protonefridium. Silia pada sel api akan selalu bergerak. Akibat gerakan silia tersebut, air atau cairan tubuh dan zat sisa yang sudah disaring didalam sel api akan terdorong masuk ke dalam saluran ekskresi.
 Cairan tubuh dan zat sisa kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui suatu lubang yang disebut nefridiofor. Sebagian besar sisa nitrogen tidak masuk kedalam saluran ekskresi. Sisa nitrogen lewat dari sel ke sistem pencernaan dan diekskresikan lewat mulut. Beberapa zat sisa berdifusi secara langsung dari sel ke air.   
2.      Proses Ekskresi pada Annelida
indexCacing tanah termasuk kedalam filum Annelida, oleh karena itu, pada setiap segmen terdapat sepasang ginjal atau nefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan segmen terakhir. Setiap nefridium memiliki dua lubang, lubang yang pertama berupa corong yang terbuka dan bersilia yang disebut nefrostom (dibagian anterior) dan terletak pada segmen yang lain. Nefrostom terdapat didalam rongga tubuh dan berisi penuh dengan cairan.
Cairan tubuh ditarik dan diambil oleh nefrostom, yang kemudian masuk ke dalam nefridia yang berupa pembuluh panjang dan berliku-liku. Pada waktu cairan tubuh mengalir mengalir melalui nefridia terjadi penyerapan kembali zat-zat yang masih bermanfaat, seperti glukosa, air, dan ion-ion.
Kemudian zat-zat tersebut diedarkan keseluruh kapiler sistem sirkulasi. Sedangkan sisa cairan tubuh, seperti air, senyawa nitrogen, dan garam-garam yang tidak diperlukan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui ujung nefrostom yang yang berupa lubang atau nefridiofor.
3.      Proses Ekskresi pada Serangga
imagestAlat ekskresi pada serangga disebut pembuluh malphigi. Pembuluh malphigi merupakan tabung kecil dan panjang yang berfungsi sebagai sebagai alat pengeluaran seperti ginjal pada vertebrata.
Pembuluh malphigi terletak dalam homosal dan tergenang di dalam darah.
Bagian pangkal pembuluh malphigi melekat pada ujung anterior dinding usus dan bagian ujungnya menuju ke homosal yang mengandung hemolimfa. Hemolimfa merupakan darah pada invertebrata dengan sistem peredaran darah terbuka.
 Pembuluh malphigi pada bagian dalam tersusun oleh selapis sel epitel yang berperan dalam pemindahan urea, limbah nitrogen, garam-garam dan air dari hemolimfa ke dalam rongga pembuluh.
Bahan-bahan yang penting dan air masuk kedalam pembuluh, lalu diserap kembali secara osmosis di rektum untuk diedarkan keseluruh tubuh oleh hemolimfa. Sebaliknya, bahan yang mengandung nitrogen diendapkan sebagai kristal asam urat yang akan dikeluarkan bersama feses melalui anus.
Disamping pembuluh malphigi, terdapat trakea yang berfungsi untuk mengeluarkan zat sisa hasil oksidasi yang berupa CO2. Sistem trakea ini berfungsi sebagai paru-paru pada invertebrata. 

C.      Sistem Ekskresi pada Hewan Vertebrata

Sistem hewan vertebrata sudah memiliki ginjal seperti manusia dengan struktur yang sempurna, walaupun masih terdapat perbedaan dalam struktur dan fungsinya. Perbedaan-perbedaan ini dapat dihubungkan dnegan lingkungan hidup hewan tersebut.
 Pada vertebrata terdapat beberapa tipe ginjal, yaitu pronefros, opistonefros, mesonefros, dan metanefros. Berikut sistem pencernaan pada hewan vertebrata, yaitu :






1)      Sistem Ekskresi pada Ikan
111Alat ekskresi pada ikan berupa sepasang ginjal yang memanjang (opistonefros) dan berwarna kemerah-merahan. Pada beberapa jenis ikan, seperti ikan mas saluran ginjal (kemih) menyatu dengan saluran kelenjar kelamin yang disebut saluran urogenital. Saluran urogenital terletak dibelakang anus, sedangkan pada beberapa jenis ikan yang lain memiliki kloaka.
Karena ikan hidup di air, ikan harus selalu menjaga keseimbangan tekanan osmotiknya. Pada ikan yang bernafas dengan insang, urin dikeluarkan melalui kloaka atau porus urogenitalis, dan karbon dioksida dikeluarkan melalui insang. Pada ikan yang bernafas dengan paru-paru, karbon dioksida dikeluarkan melalui paru-paru dan urin dikeluarkan melalui kloaka.
Mekanisme ekskresi pada ikan yang hidup di air tawar dan air laut berbeda. Ikan yang hidup di air tawar mengekskresikan ammonia dan aktif menyerap oksigen melalui insang, serta mengeluarkan urin dalam jumlah yang besar. Sebaliknya, ikan yang hidup dilaut akan mengekskresikan ammonia melalui urin yang jumlahnya sedikit.
2)      Sistem Ekskresi pada Katak
112Alat ekskresi utama pada katak adalah sepasang ginjal (opistonefros) yang terletak dikanan dan kiri tulang belakang. Warnanya merah kecoklatan, bentuknya memanjang dari depan ke belakang. Zat sisa yang diambil oleh ginjal akan disalurkan melalui ureter menuju ke kantong kemih yang berupa kantong berdinding tipis yang terbentuk dari tonjolan dinding kloaka.
Fungsinya untuk menyimpan urine sementara. Pada katak jantan, saluran ginjal dan saluran kelaminnya menyatu, sedangkan pada katak betina tidak.
3)      Sistem Ekskresi pada Reptil
images1222Alat ekskresi pada reptil berupa ginjal (metanefros) yang sudah berkembang sejak masa fase embrio. Ginjal ini dihubungkan oleh saluran ke kantung kemih dan langsung bermuara ke kloaka. Selain ginjal, pada reptil memiliki kelenjar kulit yang menghasilkan asam urat tertentu yang berguna untuk mengusir musuh. 
4)      Sistem Ekskresi pada Aves
images113Alat ekskresi pada burung terdiri dari ginjal (metanefros), paru-paru dan kulit. Burung memiliki sepasang ginjal yang berwarna coklat. Saluran ekskresi terdiri dari ginjal yang menyatu dengan saluran kelamin pada bagian akhir usus (kloaka). Burung mengekskresikan zat berupa asam urat dan garam.
Kelebihan kelarutan garam akan mengalir ke rongga hidung dan keluar melalui nares (lubang hidung). Burung hampir tidak memiliki kelenjar kulit, tetapi memiliki kelenjar minyak yang terdapat pada tunggingnya. Kelenjar minyak berguna untuk meminyaki bulu-bulunya. 




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat, selain itu ekskresi juga dapat diartikan sebagai proses pembuangan sisa metabolisme dan benda tidak berguna lainnya. Ekskresi merupakan proses yang ada pada semua bentuk kehidupan.
Secara umum, sistem ekskresi menghasilkan urin melalui dua proses utama yaitu filtrasi cairan tubuh dan penyulingan larutan cair yang dihasilkan dari filtrasi itu. Sistem ekskresi pada hewan invertebrata sangat berbeda dengan sistem ekskresi pada hewan vertebrata. Tetapi walaupun berbeda secara fungsional tetap mengeluarkan urin dari filtrat zat-zat terlarut didalam tubuh yang tidak terpakai lagi, melalui anus ataupun kloaka dan rectum.
Alat ekskresi pada invertebrata secara umum berupa saluran malphigi, nefridium, dan sel api. Nefridium adalah tipe  yang umumnya dari struktur ekskresi khusus pada invertebrata. Sedangkan Pada vertebrata terdapat beberapa tipe ginjal, yaitu pronefros, opistonefros, mesonefros, dan metanefros.
B.     Saran
Dengan mengetahui proses sistem ekskresi dan kelainannya, semoga kita bisa lebih menerapkan gaya hidup sehat dalam kehidupan kita sehari-hari. Sehingga kita bisa merawat sistem ekskresi kita dengan baik, karena tubuh kita rentan sekali terkena kelainan yang telah disebutkan di atas.



DAFTAR PUSTAKA



http://alhasyi.blogspot.com/2012/06/sistem-ekskresi-pada-manusia.html






Tidak ada komentar:

Posting Komentar